Selasa, 16 April 2013

Membandingkan 2 website dengan webstatsdomain


Pengertian Domain dan Hosting Indonesia
                Website adalah sebuah halaman yang dibangun untuk menyampaikan informasi kepada pengguna. Informasi tersebut bisa berupa pesan, berita, cerita, video, kalimat ajakan atau yang lainnya. Untuk membuat sebuah situs/website diperlukan suatu yang namanya domain dan hosting. Dua istilah ini adalah komponen utama dalam membangun sebuah website sehingga dapat diakses oleh siapapun di seluruh penjuru dunia melalui internet. Hosting diibaratkan sebagai lahan kosong/kavlingan yang mempunyai luas lahan terbatas sedangkan domain diibaratkan sebagai alamat lokasi lahan kosong atau kavlingan tersebut. Di atas lahan itu nantinya dapat dibangun sebuah bangunan (website) baik berupa rumah (website personal), toko (toko online), ataupun gedung bertingkat (website organisasi atau perusahaan).

Top Level Domain (TLD)
TLD merupakan sebuah extension atau akhiran dari suatu nama domain. Ada 2 kelompok utama dalam TLD, yakni country code top-level domains (ccTLD) dan generic top-level domains (gTLD). Country code top-level domains (ccTLD) merupakan sebuah level domain tertinggi yang didasarkan pada kode negara seperti .id, .us, .ca, .ru, dan masih banyak lainnya. Sedangkan generic top-level domains (gTLD) merupakan sebuah level domain tertinggi yang digunakan secara umum seperti .com, .mil, .net, .gov, .edu, .asia, .info ,.org dan masih banyak lainnya. Hingga tahun 2010, terdapat lebih dari 21 gTLD dan 250 ccTLD.
Second Level Domain (SLD)
Second Level Domain merupakan nama domain yang ada di sebelah kiri TLD. Agar Anda tidak menjadi bingung, saya akan memberikan contohnya, jembelisme.com . Nah, kata jembelisme ini merupakan Second Level Domain (SLD), sedangkan .com merupakan Top Level Domain (TLD).
Lower Level Domain
Lower Level Domain merupakan nama domain yang ada di sebelah kiri SLD. Lower Level Domain dapat dibagi lagi menjadi Third Level Domain, Fourth Level Domain, Fifth Level Domain, dan seterusnya. Namun hal ini sangat jarang. Kebanyakan nama domain hanya sampai SLD saja.

Kali ini saya akan mengecek parameter melalui http://www.webstatsdomain.com

Fotografi.blog.gunadarma.ac.id id adalah sebuah sub domain Gunadarma.ac.id yang sudah berumur kurang lebih 20 tahun dan 1 bulan, itu peringkat 32.283 di dunia (di antara 30 juta domain), peringkat rendah berarti bahwa website ini mendapat banyak pengunjung. Situs ini relatif populer di kalangan pengguna di Indonesia. Ia mendapat 94,8% dari Indonesia. Situs ini diperkirakan senilai $ 15.892 USD. Situs ini memiliki Pagerank yang baik (4/10). Ini memiliki 10.239 backlink. Ini baik untuk website seo. Fotografi.blog.gunadarma.ac.id memiliki skor 25% seo. Fotografi.blog.gunadarma.ac.id aman.







 Tax.blog.gunadarma.ac.id adalah sebuah sub domain gunadarma.ac.id yang sudah berumur kurang lebih 20 tahun dan 1 bulan, itu peringkat 35.978 di dunia (di antara 30 juta domain), peringkat rendah berarti bahwa website ini mendapat banyak pengunjung. Situs ini relatif populer di kalangan pengguna di Indonesia. Ia mendapat 94,1% dari Indonesia. Situs ini diperkirakan senilai $ 15.429 USD. Situs ini memiliki Pagerank yang baik (4/10). Ini memiliki 10.373 backlink. Ini baik untuk website seo. Tax.blog.gunadarma.ac.id memiliki skor 24% seo. Tax.blog.gunadarma.ac.id aman.










Jumat, 05 April 2013

Penalaran Induktif & Deduktif


1. Penalaran Induktif
Pengertian Penalaran Induktif
Penlaran induktif adalah proses penalaran untuk manari kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.

Contoh penalaran induktif :
Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

2. Penalaran Deduktif
Latar Belakang
Penalaran deduktif dikembangkan oleh Aristoteles, Thales, Pythagoras, dan para filsuf Yunani lainnya dari Periode Klasik (600-300 SM.). Aristoteles, misalnya, menceritakan bagaimana Thales menggunakan kecakapannya untuk mendeduksikan bahwa musim panen zaitun pada musim berikutnya akan sangat berlimpah. Karena itu ia membeli semua alat penggiling zaitun dan memperoleh keuntungan besar ketika panen zaitun yang melimpah itu benar-benar terjadi. Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah, dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat.

Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif. Perbedaan dasar di antara keduanya dapat disimpulkan dari dinamika deduktif tengan progresi secara logis dari bukti-bukti umum kepada kebenaran atau kesimpulan yang khusus; sementara dengan induksi, dinamika logisnya justru sebaliknya. Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.

Penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umu. Dengan memikirakan fenomena bagaimana apel jatuh dan bagaimana planet-planet bergerakIsaac Newton menyimpulkan teori daya tarik. Pada abad ke-19, Adams dan Le Verrier menerapkan teori Newton (prinsip umum) untuk mendeduksikan keberadaan, massa, posisi, dan orbit Neptunus (kesimpulan-kesimpulan khusus) tentang gangguan (perturbasi) dalam orbit Uranus yang diamati (data spesifik).

Pengertian Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.

Macam – Macam Penalaran Deduktif
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :

a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contoh Silogisme:
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)

b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh Entimen :
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuktian_melalui_deduksi 06.39, 20 September 2011
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran 06.57, 5 Januari 2012.
egahoney@yahoo.com